KETIKA ada orang marah-marah, maka masyarakat cenderung menghakimi bahwa darah tingginya sedang kumat. Apa kaitannya marah-marah dengan darah tinggi? Darah Tinggi atau hipertensi (HTN) atau hipertensi arteri, adalah suatu kondisi medis kronis dimana tekanan darah di arteri meningkat. Sebagaimana kita pahami, jantung harus bekerja keras untuk mengedarkan darah yang dikeluarkan melalui pembuluh darah. Beberapa perubahan patologis dan fisiologis dalam darah dan jantung menjadi indikator tekanan darah tinggi ini.
Teknik Membaca Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah yang keluar dari jantung melalui arteri dan kembali ke jantung melalui pembuluh vena. Tekanan darah melibatkan sistolik dandiastolik. Sistolik adalah keadaan saat jantung berkontraksi dandiastolik, yaitu suatu keadaan pada saat jantung relaksasi. Penentuan tekanan darah seseorang, maka Dokter akan melakukan pembacaan melalui 2 (dua) cara.
- Bacaan pertama adalah tekanan sistolik, tekanan yang terjadi bila otot berdenyut memompa dan mendorong darah keluar melalui arteri. Angka ini menunjukkan seberapa kuat jantung memompa untuk mendorong darah melalui pembuluh darah.
- Pembacaan kedua, melalui diastolik, saat jantung beristirahat membiarkan darah kembali masuk ke jantung. Angka ini menunjukkan berapa besar hambatan pembuluh darah terhadap aliran darah balik ke jantung.
Tekanan darah normal adalah tekanan sistolik (angka diatas) berada pada kisaran 100-140 mm Hg, dan diastolik (angka di bawah) berada pada kisaran angka 60-90 mm Hg. Seseorang disebut memiliki tekanan darah tinggi kalau angka perbandingan sistolik dan diastolik terus menerus berada pada kisaran 140/90 mm Hg atau lebih dari angka normal.
Jenis Hipertensi
Hipertensi sendiri terbagi atas :
- hipertensi primer, yang tekanan darah tinggi yang terjadi tanpa penyebab medis yang jelas; dan
- hipertensi sekunder akibat pengaruh ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin.
Hipertensi primer ini sekitar 90% dari keseluruhan hipertensi, dan hipertensi sekunder yang hanya 10% nya. Meski demikian hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit stroke, infark miocard (serangan jantung), gagal jantung,aneurisma arteri, arteri perifer, dan penyakit ginjal kronik.
Ciri-ciri dan Gejala
Hipertensi jarang menunjukkan gejala spesifik. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi dilaporkan mengalami sakit kepala pada bagian belakang kepala, terutama saat pagi hari. Beberapa di antaranya mengalami vertigo, dan tinitus(telinga berdengung atau desis di dalam telinga) serta gangguan penglihatan. Lebih fatal lagi, banyak kasus penderita hipertensi yang kemudian pingsan.
Gejala penyakit hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala umum penyakit hipertensi adalah
- sakit kepala,
- perdarahan hidung (mimisan),
- pusing,
- wajah kemerahan,
- jantung berdebar debar,
- penglihatan kabur,
- sering buang air saat malam hari,
- vertigo, dan kelelahan.
Namun kadangkala hipertensi berjalan tanpa adanya suatu gejala. Ia baru menunjukkan suatu gejala setelah terjadi komplikasi yang terjadi pada organ seperti pada otak, ginjal dan jantung. Biasanya penyakit muncul bersamaan dan semakin memperburuk kerusakan suatu organ. Untuk menguatkan gejala penyakit hipertensi adalah adanya riwayat penyakit hipertensi pada kedua orang tuanya karena hal itu akan menguatkan ke arah hipertensi primer.
Komplikasi Hipertensi
Komplikasi yang terjadi salah satunya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). Penyempitan yang terjadi pada lubang pembuluh darah biasanya menyebabkan berkurangnya satu aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini akan menyebabkan rasa nyeri yang sakit di bagian dada, dan bisa mengakibatkan gangguan pada masalah otot jantung. Bahkan bisa menyebabkan timbulnya serangan jantung. Persoalan lainnya adalah gagal jantung. Tekanan darah tinggi akan memaksa otot-otot jantung bekerja ekstra keras dalam mempompa darah. Kondisi ini bisa menyebabkan otot jantung menebal dan meregang sehingga daya pompa otot mengalami penurunan yang menyebabkan daya kerja jantung terganggu.
Kondisi Medis Hipertensi
Berbagai keadaan pada hipertensi bisa ditemui kondisi-kondisi seperti
- Gestational hypertension, yang merupakan hipertensi pada kehamilan di atas 20 minggu, yang bisa mencapai 140/90 mm Hg.
- Orthostatic Hypertension, yaitu meningkatnya tekanan darah secara tiba-tiba ketika bangun berdiri dari keadaan duduk. Atau tekanan darah meninggi saat tiba-tiba bangun dari kondisi tidur pulas.
- Hipertensi pada bayi dan anak. Pada bayi, hipertensi jarang sekali terjadi. Tekanan darah tidak diukur secara rutin. Namun bila memang terjadi hipertensi pada bayi akan dapat berisiko tinggi. Rekomendasi saat sekarang ini anak-anak usia 3 tahun diperiksa tekanan darahnya pada kunjungan pemeriksaan rutin. Tekanan darah akan meningkat seiring usia anak-anak.
Penyebab Hipertensi
Penyebab tekanan darah tinggi bermacam-macam. Ada faktor yang bisa dikendalikan oleh tubuh kita sendiri, namun ada juga yang tidak bisa dikendalikan. Inilah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah dalam tubuh kita.
- Usia Lanjut. Semakin tua seseorang maka tekanan darah sistole akan semakin meningi. Hal ini terjadi karena semakin tua seseorang akan terjadi pengerasan pembuluh darah. Seseorang harus menjaga pola hidupnya dengan baik agar tidak terkena darah tinggi.
- Faktor Keturunan. Tekanan darah tinggi bisa terjadi karena faktor keturunan. Keluarga perlu menyadari jika dirinya termasuk berisiko memilki tekanan darah tingi. Yang bisa dilakukan adalah mengatur kesehatannya dengan lebih baik.
- Jenis Kelamin. Laki-laki berpeluang terkena tekanan darah tinggi lebih sering persentasenya daripada perempuan. Pola makan, kebiasaan makan dan pola hidup harus dijaga karena masing-masing berisiko terkena tekanan darah tinggi yang sama.
- Obesitas. Seseorang bila memiliki lemak sekitar perut, pinggul, dan paha memiliki risiko tekanan darah tinggi. Berat badan di atas 30 persen berat badan ideal, memiliki kecenderungan menderita tekanan darah tinggi. Upayakan agar berat badan berada pada situasi normal agar tetap sehat.
- Stres. Hindarkan stres tinggi karena pekerjaan, lifestyle, atau yang lain. Kondisi emosi yang tidak stabil juga menjadi penyebab stres.
- Konsumsi obat secara terus menerus. Beberapa obat seperti obat flu dan alergi bisa membuat tekanan darah meningkat. Penderita perlu memahami dan konsultasi obat-obat yang dikonsumsi. Hal ini untuk menghindarkan terjadinya komplikasi.
- Aktif secara fisik, olahraga. Kurang olahraga akan menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga akan melegakan pembuluh darah sehingga tekanan di pembuluh darah akan kembali pada situasi normal. Sebaiknya jangan melakukan olahraga berat saat menderita hipertensi.
Makanan-makanan yang Harus Dihindari
Tekanan darah tinggi juga bisa dipicu oleh makanan yang kita makan sehari-hari. Penderita tekanan darah tinggi setidaknya mengatur pola makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Sebaiknya harus menghindari makanan tertentu yang akan memicu meningkatnya tekanan darah. Makanan di bawah ini sebaiknya dihindarkan.
- Tepung Terigu. Makanan yang mengandung tepung terigu akan memicu kenaikan indeks glikemik. Indeks ini akan membuat glukosa/ kadar gula naik yang akan memicu naiknya tekanan darah.
- Kolesterol dalam darah. Kolesterol bisa dikendalikan oleh kita sendiri. Kendalikan kolestrol sedini mungkin. Kandungan lemak yang berlebihan dalam darah akan menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding darah. Akibatnya pembuluh darah akan meyempit sehingga tekanan darah akan meningkat.
- Garam berlebih. Faktor ini bisa dikendalikan dengan mengurangi konsumsi garam dalam makanan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada penderita penyakit diabetes, hipertensi ringan, orang berusia lanjut, atau mereka yang berkulit hitam.
- Minyak Goreng Nabati. Minyak ini memiiki kandungan lemak sintesis yang memicu tekanan darah. Salah satu jalan, menggantinya dengan minyak goreng yang sehat seperti minyak zaitun untuk menjaga agar tekanan darah tetap stabil.
- Makanan Pengawet. Makananyang diawetkan menggunakan zat pengawet kimia yang mengandung natrium dan garam yang tinggi. Acar dan cuka misalnya, keduanya berfungsi mengawetkan. Hal ini akan memicu hipertensi.
- Makanan Beku. Makanan yang dibekukan seperti nugget, sosis, bakso beku, ikan beku dan sebagainya banyak mengandung akan natrium. Hal ini akan memicu terjadinya hipertensi.
- Mie instan dan Makanan Kaleng. Bahan makanan jenis ini mengandung zat natrium yang memicu hipertensi.
- Hindari Makanan Fastfood atau junkfood. Makanan junkfood seperti ayam goreng, kentang, atau burger, mengandung lebih banyak natrium, lemak dan sodiumnya Hal ini merupakan bahan-bahan yang bisa menaikkan tekanan darah. Salah satu solusinya adalah hindari asupan makan garam berlebihan. Makanan junkfood dan makanan kaleng memiliki kadar natrium tinggi. Hal ini akan membahayakan penderita hipertensi.
- Hindari Minum Kopi dan Alkohol. Minum terlalu banyak kopi dan alkohol akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Kaffein yang terdapat di kopi, teh atau minuman cola akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Merokok juga bisa menyebakan tekanan darah tinggi. Kebiasaan merokok meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Merokok ketika sudah dalam keadaan hipertensi akan mempercepat memicu penyakit yang berkakitan dengan jantung dan darah.
Cara Mencegah Darah Tinggi
Banyak orang menggalami hipertensi namun dirinya tidak menyadarinya. Sangat dianjurkan agar perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah. Perubahan gaya hidup ini harus konsisten sesuai pedoman dari US National Hihg BP Education Program tahun 2001, yaitu menyangkut :
- Menjaga agar Berat Badan dalam kondisi normal, dengan indeks massa tubuh sebesar 20-25 kg/m2.
- Mengurangi diet natrium sampai < 100 mmol/hari. Diet dilakukan untuk konsumsi garam, makanan ringan/camilan, makanan bervetsin (MSG), serta mie instan.
- Melakukan aktifitas fisik aerobik secara teratur, misalnya dengan jalan cepat >30 menit per hari dalam satu minggu.
- Batasi konsumsi alkohol.
- Perbanyak memakan/konsumsi sayuran dan buah.
Perubahan gaya hidup merupakan langkah pencegahan terhadap kemungkinan munculnya penyakit ikutan karena hipertensi. Hal yang diubah meliputi perubahan diet, olahraga dan penurunan berat badan. Perubahan ini terbukti mampu menurunkan tekanan darah. Perbaikan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah, serta akan mengurangi risiko komplikasi terhadap kesehatan. Diet rendah natrium sangat bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Perubahan gaya hidup efektif akan dapat menurunkan tekanan darah setara dengan mengonsumsi obat antihipertensi. Kombinasi perubahan gaya hidup akan memberikan efek yang lebih baik.
Berbagai obat hipertensi yang beredar dirancang untuk menurunkan tekanan dan sekaligus mengurangi tekanan psikologis, stres, dan ketegangan terutama kaitannya dengan saran untuk relaksasi dan meditasi. Penurunan tekanan darah juga dapat mengurangi risiko demensia, penyakit jantung iskemik, gagal jantung dan mortalitas karenacardiovaskuler. Penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg dapat menurunkan risiko stroke sampai 34%. Pengobatan harus ditujukan untuk mengurangi tekanan darah hingga kurang dari 140 mmHg untuk sebagian orang, dan lebih rendah lagi untuk mereka yang diabetes atau penyakit ginjal. Sejumlah praktisi medis menyarankan agar tekanan darah dijaga pada level di bawah 120-130 mmHg. Jika tekanan tidak tercapai maka diperlukan pengobatan lebih lanjut.
Seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah tinggi kembali. Banyak terjadi penderita stroke kambuh kembali pada saat yang bersangkuran lepas obat. Bahkan banyak kasus orang yang tadinya bertekanan darah rendah bisa berubah menjadi tekanan darah tinggi pada saat tertentu. Oleh karenanya kontrol tekanan darah secara rutin sangat diperlukan. Meskipun demikian, bila perubahan gaya hidup tak efektif, maka konsumsi obat-obatan kadang diperlukan terus menerus seumur hidup.
No comments:
Post a Comment